Dear Bretheren,Hai ini Dave Broos, kami sekeluarga baru pindah ke kota Kembang, Bandung. Hati kamisekeluarga mendapatkan panggilan untuk melayani kaum subkultur/underground, yang selama ini mungkin belum tersentuh oleh gereja pada umumnya. Bagi anda yang belum mengerti orang jenis apa yang hendak secara spesifik kami layani diantaranya adalah kaum punk, gothic, skaters, bikers, anak-anak geng, orang-orang jalanan, dll. Setelah 17 tahun kami melayani di gereja mainstream, kami merasakan panggilan Tuhan bagi kaum yang selama ini terpinggirkan.Dan sangat sulit untuk membawa mereka ke gereja pada umumnya, saat saya berdoa bagi mereka, saya merasakan bahwa kini saatnya bukan membawa mereka ke gereja tetapi membawa gereja kepada mereka. Ada banyak orang yang merindukan Kristus namun mereka enggan pergi ke gereja pada umumnya sebab merasa berdosa, tidak layak, terasing dan dicurigai karena penampilan mereka yang berbeda.Saya teringat sebuah pengalaman di tahun 1992 ketika saya melayani di sebuah gereja sebagai seorang full-timer dan seorang pelacur pelabuhan masuk. Pandangan sinis dengan penuh kecurigaan terbersit dari tatapan para jemaat dan bahkan para pelayan Tuhan, tidak ada orang yang mau menyapa atau duduk bersebelahan dengannya. Ketikasaya berbicara pada para rekan full-timer yang wanita untuk menemani dan membimbing pelacur itu, mereka pun enggan mendekati dan takut apa nanti kata jemaat lainnya. Hingga akhirnya saya mendatangi dan menyapa pelacur itu, duduk di sebelahnya dan menyambut kedatangannya. Sesaat tampak kekakuan dan tembok pertahanannyamencair ketika ada seorang yang datang dan menyambutnya dalam kasih Kristus yang tulus. Bukankah Kristus pun disebut sahabat orang berdosa? (Matius 11:14)Di dalam pelayanan saya beberapa tahun ini , saya melihat bagaimana pemabuk, narapidana, pelacur jalanan, wanita panggilan kelas atas, dll datang pada Kristus ketika kita membuka diri, menerima mereka apa adanya di dalam kasih Kristus, tanpa menghakimi mereka dan pada waktu Tuhan, mereka datang pada Tuhan dalam pertobatan tanpa manipulasi atau intimidasi emosi, sebuah pertobatan sejati yang membuat sebuah hidup diubahkan.Saat ini kami melangkah dengan iman memasuki pelayanan yang baru, banyak orang yang mempertanyakan buat apa kami melayani orang-orang yang aneh itu. Ini sebagian contoh dari komentar beberapa rekan tercinta : "Mereka hanya akan menjadi sumber masalah dan beban bagi kalian sekeluarga". "Ada lagi yang mengatakan apa timbal baliknya? Mereka tidak akan dapat menghidupi keluargamu malah nanti menyulitkan kamu." "Jangan sok jadi pahlawan!" "Kamu terlalu idealis, nanti susah sendiri hidupmu." "Pelayananmu itu tidak popular, tidak akan ada orang yang mau mendukungmu, kecuali yang sama anehnya dengan dirimu." "You are alone, man." Apapun yang dikatakan mereka, saya tahu bahwa semuanya diucapkan karena mereka mengasihi kami sekeluarga, namun itu tidak akan menghentikan kami untuk melakukan apa yang Tuhan taruhkan di dalam hati ini.Ada pun tujuan saya menuliskan surat ini adalah untuk share dengan saudara-saudaraku seiman, pertama-tama mungkin bila ada teman-teman yang sudah terjun dalam pelayanan subkultur dapat berbagi cerita/pengalaman pelayanan sebab selama ini saya hanya memiliki teman-teman dari luar negeri yang memang sudah terjun dalam pelayanan jenis ini, yang tentunya secara kultural sedikit berbeda dengan subkultur di Indonesia.Selain itu hal yang kedua kami juga tengah mempersiapkan sebuah program "street ministry" sebagai contoh dimana kami merencanakan hendak membagi-bagikan pakaian bekas yang masih layak pakai, makanan & minuman yang sehat bagi para gelandangan dan pengobatan gratis secara periodik, sebagai sarana untuk menjembatani "friendshipevangelism". Jadi kami akan sangat senang bila saat ini dapat memiliki teman-teman yang mungkin terbeban mendukungnya. Dan bila ada ide-ide lainnya kami akan sangat senang mendengarkannya.Hal yang ketiga, saya juga akan senang sekali bila ada rekan-rekan musisi Kristen (dalam jenis musik underground, hiphop, rock,punk,dll) atau artis Kristen (DJ, dancer, pemain drama dll) yang punya hati untuk menjangkau anak-anak subkultur. Saya sangat ingin berkenalan dengan anda atau mungkin ada saudara atau teman, saya akan sangat bersyukur bila dapat berkenalan.Hal yang keempat, di dalam memulai pelayanan ini saya tidak memiliki sponsor dari gereja ataupun organisasi apa pun, maka kami memutuskan untuk mencoba sebuah self support ministry atau menjadi "tentmaker" seperti Paulus, bekerja membuat tenda untuk mencukupi pelayanannya sendiri (Kis 18:3). Kami ingin bergerak di dalam penjualan pakaian atau clothing, bagi saudara-saudara seiman yang memiliki usaha sejenis itu(distro umpamanya), saya sedang memikirkan bila kita dapat menjadi rekanan. Atau bila ada saudara-saudara seiman lain yang memiliki masukan-masukan, kami sangat terbuka untuk mendengarkannya. 17 tahun terakhir ini saya full time di duniapelayanan, jadi tentunya saya juga harus banyak belajar dari anda yang mungkin punya pengalaman lebih banyak di dunia entrepreneurship.Ok, sampai di sini dulu isi surat saya, hambaNya bagi kaum yangterbuang. God bless you.Dave
Sebuah pelayanan yang dirintis oleh Morria Nickels di Amerika Serikat untuk melayani kaum subkultur yang tersisihkan dari masyarakat. Pada tahun 2006 telah menunjuk dan mengutus Dave Broos sebagai Regional Director di Indonesia
Jumat, 15 Februari 2008
Surat Dari Gembala kaum Terbuang
Dear Bretheren,Hai ini Dave Broos, kami sekeluarga baru pindah ke kota Kembang, Bandung. Hati kamisekeluarga mendapatkan panggilan untuk melayani kaum subkultur/underground, yang selama ini mungkin belum tersentuh oleh gereja pada umumnya. Bagi anda yang belum mengerti orang jenis apa yang hendak secara spesifik kami layani diantaranya adalah kaum punk, gothic, skaters, bikers, anak-anak geng, orang-orang jalanan, dll. Setelah 17 tahun kami melayani di gereja mainstream, kami merasakan panggilan Tuhan bagi kaum yang selama ini terpinggirkan.Dan sangat sulit untuk membawa mereka ke gereja pada umumnya, saat saya berdoa bagi mereka, saya merasakan bahwa kini saatnya bukan membawa mereka ke gereja tetapi membawa gereja kepada mereka. Ada banyak orang yang merindukan Kristus namun mereka enggan pergi ke gereja pada umumnya sebab merasa berdosa, tidak layak, terasing dan dicurigai karena penampilan mereka yang berbeda.Saya teringat sebuah pengalaman di tahun 1992 ketika saya melayani di sebuah gereja sebagai seorang full-timer dan seorang pelacur pelabuhan masuk. Pandangan sinis dengan penuh kecurigaan terbersit dari tatapan para jemaat dan bahkan para pelayan Tuhan, tidak ada orang yang mau menyapa atau duduk bersebelahan dengannya. Ketikasaya berbicara pada para rekan full-timer yang wanita untuk menemani dan membimbing pelacur itu, mereka pun enggan mendekati dan takut apa nanti kata jemaat lainnya. Hingga akhirnya saya mendatangi dan menyapa pelacur itu, duduk di sebelahnya dan menyambut kedatangannya. Sesaat tampak kekakuan dan tembok pertahanannyamencair ketika ada seorang yang datang dan menyambutnya dalam kasih Kristus yang tulus. Bukankah Kristus pun disebut sahabat orang berdosa? (Matius 11:14)Di dalam pelayanan saya beberapa tahun ini , saya melihat bagaimana pemabuk, narapidana, pelacur jalanan, wanita panggilan kelas atas, dll datang pada Kristus ketika kita membuka diri, menerima mereka apa adanya di dalam kasih Kristus, tanpa menghakimi mereka dan pada waktu Tuhan, mereka datang pada Tuhan dalam pertobatan tanpa manipulasi atau intimidasi emosi, sebuah pertobatan sejati yang membuat sebuah hidup diubahkan.Saat ini kami melangkah dengan iman memasuki pelayanan yang baru, banyak orang yang mempertanyakan buat apa kami melayani orang-orang yang aneh itu. Ini sebagian contoh dari komentar beberapa rekan tercinta : "Mereka hanya akan menjadi sumber masalah dan beban bagi kalian sekeluarga". "Ada lagi yang mengatakan apa timbal baliknya? Mereka tidak akan dapat menghidupi keluargamu malah nanti menyulitkan kamu." "Jangan sok jadi pahlawan!" "Kamu terlalu idealis, nanti susah sendiri hidupmu." "Pelayananmu itu tidak popular, tidak akan ada orang yang mau mendukungmu, kecuali yang sama anehnya dengan dirimu." "You are alone, man." Apapun yang dikatakan mereka, saya tahu bahwa semuanya diucapkan karena mereka mengasihi kami sekeluarga, namun itu tidak akan menghentikan kami untuk melakukan apa yang Tuhan taruhkan di dalam hati ini.Ada pun tujuan saya menuliskan surat ini adalah untuk share dengan saudara-saudaraku seiman, pertama-tama mungkin bila ada teman-teman yang sudah terjun dalam pelayanan subkultur dapat berbagi cerita/pengalaman pelayanan sebab selama ini saya hanya memiliki teman-teman dari luar negeri yang memang sudah terjun dalam pelayanan jenis ini, yang tentunya secara kultural sedikit berbeda dengan subkultur di Indonesia.Selain itu hal yang kedua kami juga tengah mempersiapkan sebuah program "street ministry" sebagai contoh dimana kami merencanakan hendak membagi-bagikan pakaian bekas yang masih layak pakai, makanan & minuman yang sehat bagi para gelandangan dan pengobatan gratis secara periodik, sebagai sarana untuk menjembatani "friendshipevangelism". Jadi kami akan sangat senang bila saat ini dapat memiliki teman-teman yang mungkin terbeban mendukungnya. Dan bila ada ide-ide lainnya kami akan sangat senang mendengarkannya.Hal yang ketiga, saya juga akan senang sekali bila ada rekan-rekan musisi Kristen (dalam jenis musik underground, hiphop, rock,punk,dll) atau artis Kristen (DJ, dancer, pemain drama dll) yang punya hati untuk menjangkau anak-anak subkultur. Saya sangat ingin berkenalan dengan anda atau mungkin ada saudara atau teman, saya akan sangat bersyukur bila dapat berkenalan.Hal yang keempat, di dalam memulai pelayanan ini saya tidak memiliki sponsor dari gereja ataupun organisasi apa pun, maka kami memutuskan untuk mencoba sebuah self support ministry atau menjadi "tentmaker" seperti Paulus, bekerja membuat tenda untuk mencukupi pelayanannya sendiri (Kis 18:3). Kami ingin bergerak di dalam penjualan pakaian atau clothing, bagi saudara-saudara seiman yang memiliki usaha sejenis itu(distro umpamanya), saya sedang memikirkan bila kita dapat menjadi rekanan. Atau bila ada saudara-saudara seiman lain yang memiliki masukan-masukan, kami sangat terbuka untuk mendengarkannya. 17 tahun terakhir ini saya full time di duniapelayanan, jadi tentunya saya juga harus banyak belajar dari anda yang mungkin punya pengalaman lebih banyak di dunia entrepreneurship.Ok, sampai di sini dulu isi surat saya, hambaNya bagi kaum yangterbuang. God bless you.Dave
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar