Dear Friends,Thank's untuk semua saudara2 seiman yang sudah memberikan responpada apa yang sedang kami lakukan saat ini. Kami sangat membutuhkansaudara2 seiman sebagai pendoa dan sahabat bagi kami. Melakukanperintisan pelayanan atau gereja bagi para anak subkultur bukanlahhal yang mudah oleh sebab itu kami perlu anda sebagai pendukung kamidi dalam doa dan juga teman untuk saling berbagi di dalam sukamaupun duka.Sebuah kisah apa yang terjadi di jalanan hendak saya coba untukbagikan ; Seorang anak jalanan yang sudah hampir dua puluh tahunhidup di jalan menuturkan pengalamannya pergi dari rumah. Katanyawaktu kecil ia banyak ngeluyur dibanding sekolah, lebih banyakbermain dari pada belajar. Akibatnya, teman-temannya sudah naik kekelas tiga ia masih saja duduk dibangku kelas satu. Buat sebagiananak pergi ke sekolah tidaklah selalu berarti pengalaman yangmenyenangkan. Seorang anak lain N bila mengingat sekolah maka yangmuncul adalah gurunya yang galak dan tubuhnya yang menjadi sasaransabetan. Katanya:Waktu saya sekolah saya digebugin karena di sekolah saya goblog. Dibawa ke kantor karena.sering nonton TV lalu disuruh membaca di papantulis tidak bisa. Di sabet badanku. Pak guru saya galak. Lalu sayakeluar kelas tiga.Keadaan murid-murid bermasalah seperti itu biasanya dilaporkan olehguru kepada orang tua murid. Laporan itu bisa menjadi penyulutkemarahan orang tua. Seperti yang dituturkan H:dan pak guru saya sering datang menemui orang tua saya menceritakankeadaan saya. Saya dimarahi bapak tidak hanya dengan suara tetapijuga digebugi pakai sapu lidi sampai merah kaki sayaBerbagai penyuluhan, berita TV dan radio secara bertubi-tubi telahmengajar para orang tua memlaui pembatinan bahwa anak yang baikadalah anak sekolahan. Karena itu wajar saja bila guru tidak mampulagi mendidik anaknya, maka orang tualah yang akan meng(H)ajaranaknya. Hasilnya seperti H dan N lari meninggalkan rumah.Ketika pertama kali hadir di jalan, seorang anak menjadi anonim. Iatidak mengenal dan dikenal oleh siapapun. Selain itu juga adaperasan kuatir bila orang lain mengetahui siapa dirinya. Tidaklahmengherankan bila strategi yang kemudian digunakan adalah denganmengganti nama. Hampir semua anak yang saya kenal mengganti nama.Hal ini dilakukan untuk menjaga jarak dengan masa lalunya sekaligusmasuk dalam masa kekiniannya.Anak-anak mulai memasuki dunia jalanan dengan nama barunya. Anak-anak yang berasal dari daerah pedesaan menggganti dengan nama-namayang dianggap sebagai nama "modern" yang diambil dari bintangsinotren atau yang yang biasa didengarnya misalnya dengan anam Andi,Roy dan semacamnya. Seorang anak yang bernama Mohammad kemudianmengganti namanya menjadi Roni. Alasan yang diberikan karenaMohammad adalah nama nabi. Nama itu tidak cocok dengan kehidupan dijalan. karena yang dilakukan di jalan banyak tindakan haram.Proses penggantian sebutan itu dengan sendirinya menunjukkan bahwaia bukan sekedar pergantian panggilan saja tetapi juga sebagaisarana menanggalkan masa lalunya. Artinya ia dalah bagian dariproses untuk memasuki satu dunia (tafsir) baru. Sebuah kehidupanyang merupakan konstruksi dari pengalaman sehari-hari di jalan.Kami mendedikasikan diri untuk menjangkau orang yang terbuang dananak-anak malam hingga merekapun dapat tinggal " dibawah bayang-bayang salib"(The shadow of the cross) alias mengenal Kristus.Bagi mereka yang telah menjadi bagian dari kaum subkultur selamabertahun tahun lamanya dan lalu telah keluar dari sana menjadiseorang Kristen….menjadi seorang Kristen namun tetap berada dalambudaya subkultur nampak mustahil untuk dilakukan tanpa bersinggungandengan otoritas dan ikatan kegelapan yang ada dalam "LembahKekelaman". Ada begitu BANYAK hal yang mengikat kaum subkultur yangHARUS dipatahkan dengan mulai melayani Kristus. Kehidupan kita harusselaras dengan Firman Tuhan, atau kita akan hidup terus menerus didalam ikatan itu sendiri, bagi seorang Kristen apa yang tidakmempermuliakan Tuhan, itu berasal dari kedagingan.Ada beberapa contoh hal atau ajaran yang mempengaruhi pola pikir dantindak tanduk orang kebanyakan tanpa mereka sadari dari berbagaimedia yang tersedia yang sehari-hari mereka lihat, dengar dan bacaseperti :New Age, Neo-paganism (penyembahan berhala modern), Vampirism,Druidism ( agama kuno di daratan Eropa sebelum kekristenan masuk),Necromancy (ramalan), Hawa Nafsu, Homoseksual, Seks yang tak wajar(sekalipun dalam pernikahan), Seks (di luar pernikahan), Pembunuhan,Mengejek, Bunuh diri, Narkoba, Mabuk-mabukan, Melukai diri sendiri,Wicca (sebuah bidat penyembah berhala), Paganism, Witchcraft (ilmusihir), kemarahan, kebencian, anarkisme, aborsi dll. Hal ini semuabertentangan dengan kehendak Tuhan. SEMUA INI HARUS DISERAHKAN DANDIPATAHKAN DENGAN MELAYANI (MENGHAMBAKAN DIRI) PADA TUHAN DENGANSEGENAP HATI KITA. Seorang yang sungguh-sungguh merupakan pengikutTuhan tidak melakukan semua hal itu.Seringkali kami mengekspresikan diri persekutuan kami dalam bentukjemaat mula-mula, sebuah warisan yang sangat memperkaya iman kami.Dari seni sampai pada musik, dari penyembahan sampai pada doa, kamimemiliki sejarah yang memberikan sebuah inspirasi bagi generasi yangbaru untuk datang padaNya secara apa adanya dan be simple. Kamilebih menekankan pada hubungan kekeluargaan, pemuridan dan "be the church".Kami sangat antusias membina hubungan dengan semua saudara seimanyang "care" dengan menyelesaikan tugas Amanat Agung, terimakasihatas dukungannya, support melalui kata2 motivasi dan share suka duka pelayanan di jalanan atau pun perihal keprihatinan kondisi gerejasaat ini. Kami sadar kami tidak dapat berbuat apa2 tanpa dukungandari seluruh rekan2 seiman di mailing list ini. God bless you, all.Dave Broos
Sebuah pelayanan yang dirintis oleh Morria Nickels di Amerika Serikat untuk melayani kaum subkultur yang tersisihkan dari masyarakat. Pada tahun 2006 telah menunjuk dan mengutus Dave Broos sebagai Regional Director di Indonesia
Jumat, 08 Februari 2008
Surat dari kaum terbuang
Dear Friends,Thank's untuk semua saudara2 seiman yang sudah memberikan responpada apa yang sedang kami lakukan saat ini. Kami sangat membutuhkansaudara2 seiman sebagai pendoa dan sahabat bagi kami. Melakukanperintisan pelayanan atau gereja bagi para anak subkultur bukanlahhal yang mudah oleh sebab itu kami perlu anda sebagai pendukung kamidi dalam doa dan juga teman untuk saling berbagi di dalam sukamaupun duka.Sebuah kisah apa yang terjadi di jalanan hendak saya coba untukbagikan ; Seorang anak jalanan yang sudah hampir dua puluh tahunhidup di jalan menuturkan pengalamannya pergi dari rumah. Katanyawaktu kecil ia banyak ngeluyur dibanding sekolah, lebih banyakbermain dari pada belajar. Akibatnya, teman-temannya sudah naik kekelas tiga ia masih saja duduk dibangku kelas satu. Buat sebagiananak pergi ke sekolah tidaklah selalu berarti pengalaman yangmenyenangkan. Seorang anak lain N bila mengingat sekolah maka yangmuncul adalah gurunya yang galak dan tubuhnya yang menjadi sasaransabetan. Katanya:Waktu saya sekolah saya digebugin karena di sekolah saya goblog. Dibawa ke kantor karena.sering nonton TV lalu disuruh membaca di papantulis tidak bisa. Di sabet badanku. Pak guru saya galak. Lalu sayakeluar kelas tiga.Keadaan murid-murid bermasalah seperti itu biasanya dilaporkan olehguru kepada orang tua murid. Laporan itu bisa menjadi penyulutkemarahan orang tua. Seperti yang dituturkan H:dan pak guru saya sering datang menemui orang tua saya menceritakankeadaan saya. Saya dimarahi bapak tidak hanya dengan suara tetapijuga digebugi pakai sapu lidi sampai merah kaki sayaBerbagai penyuluhan, berita TV dan radio secara bertubi-tubi telahmengajar para orang tua memlaui pembatinan bahwa anak yang baikadalah anak sekolahan. Karena itu wajar saja bila guru tidak mampulagi mendidik anaknya, maka orang tualah yang akan meng(H)ajaranaknya. Hasilnya seperti H dan N lari meninggalkan rumah.Ketika pertama kali hadir di jalan, seorang anak menjadi anonim. Iatidak mengenal dan dikenal oleh siapapun. Selain itu juga adaperasan kuatir bila orang lain mengetahui siapa dirinya. Tidaklahmengherankan bila strategi yang kemudian digunakan adalah denganmengganti nama. Hampir semua anak yang saya kenal mengganti nama.Hal ini dilakukan untuk menjaga jarak dengan masa lalunya sekaligusmasuk dalam masa kekiniannya.Anak-anak mulai memasuki dunia jalanan dengan nama barunya. Anak-anak yang berasal dari daerah pedesaan menggganti dengan nama-namayang dianggap sebagai nama "modern" yang diambil dari bintangsinotren atau yang yang biasa didengarnya misalnya dengan anam Andi,Roy dan semacamnya. Seorang anak yang bernama Mohammad kemudianmengganti namanya menjadi Roni. Alasan yang diberikan karenaMohammad adalah nama nabi. Nama itu tidak cocok dengan kehidupan dijalan. karena yang dilakukan di jalan banyak tindakan haram.Proses penggantian sebutan itu dengan sendirinya menunjukkan bahwaia bukan sekedar pergantian panggilan saja tetapi juga sebagaisarana menanggalkan masa lalunya. Artinya ia dalah bagian dariproses untuk memasuki satu dunia (tafsir) baru. Sebuah kehidupanyang merupakan konstruksi dari pengalaman sehari-hari di jalan.Kami mendedikasikan diri untuk menjangkau orang yang terbuang dananak-anak malam hingga merekapun dapat tinggal " dibawah bayang-bayang salib"(The shadow of the cross) alias mengenal Kristus.Bagi mereka yang telah menjadi bagian dari kaum subkultur selamabertahun tahun lamanya dan lalu telah keluar dari sana menjadiseorang Kristen….menjadi seorang Kristen namun tetap berada dalambudaya subkultur nampak mustahil untuk dilakukan tanpa bersinggungandengan otoritas dan ikatan kegelapan yang ada dalam "LembahKekelaman". Ada begitu BANYAK hal yang mengikat kaum subkultur yangHARUS dipatahkan dengan mulai melayani Kristus. Kehidupan kita harusselaras dengan Firman Tuhan, atau kita akan hidup terus menerus didalam ikatan itu sendiri, bagi seorang Kristen apa yang tidakmempermuliakan Tuhan, itu berasal dari kedagingan.Ada beberapa contoh hal atau ajaran yang mempengaruhi pola pikir dantindak tanduk orang kebanyakan tanpa mereka sadari dari berbagaimedia yang tersedia yang sehari-hari mereka lihat, dengar dan bacaseperti :New Age, Neo-paganism (penyembahan berhala modern), Vampirism,Druidism ( agama kuno di daratan Eropa sebelum kekristenan masuk),Necromancy (ramalan), Hawa Nafsu, Homoseksual, Seks yang tak wajar(sekalipun dalam pernikahan), Seks (di luar pernikahan), Pembunuhan,Mengejek, Bunuh diri, Narkoba, Mabuk-mabukan, Melukai diri sendiri,Wicca (sebuah bidat penyembah berhala), Paganism, Witchcraft (ilmusihir), kemarahan, kebencian, anarkisme, aborsi dll. Hal ini semuabertentangan dengan kehendak Tuhan. SEMUA INI HARUS DISERAHKAN DANDIPATAHKAN DENGAN MELAYANI (MENGHAMBAKAN DIRI) PADA TUHAN DENGANSEGENAP HATI KITA. Seorang yang sungguh-sungguh merupakan pengikutTuhan tidak melakukan semua hal itu.Seringkali kami mengekspresikan diri persekutuan kami dalam bentukjemaat mula-mula, sebuah warisan yang sangat memperkaya iman kami.Dari seni sampai pada musik, dari penyembahan sampai pada doa, kamimemiliki sejarah yang memberikan sebuah inspirasi bagi generasi yangbaru untuk datang padaNya secara apa adanya dan be simple. Kamilebih menekankan pada hubungan kekeluargaan, pemuridan dan "be the church".Kami sangat antusias membina hubungan dengan semua saudara seimanyang "care" dengan menyelesaikan tugas Amanat Agung, terimakasihatas dukungannya, support melalui kata2 motivasi dan share suka duka pelayanan di jalanan atau pun perihal keprihatinan kondisi gerejasaat ini. Kami sadar kami tidak dapat berbuat apa2 tanpa dukungandari seluruh rekan2 seiman di mailing list ini. God bless you, all.Dave Broos
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar