Oleh: Dahlia Krisnamurti
gayahidup - Sabtu, 7 Juli 2012 | 13:00 WIB
Apa yang dilakuikan Any Kusuma Dewi, wanita pengusaha ini memang patut diacungi jempol. Melalui Yayaysan Trikusuma Bangsa, ia mendatangi lingkungan anak-anak pengemis dan gelandangan untuk memberikan mereka pendidikan.
INILAH.COM mendapatkan kesempatan bertemu dengan Any bersama anak asuhnya di Meseum Fatahillah, baru-baru ini. Di komplek Museum Fatahillah, Any bersama beberapa rekannya terlihat asyik memberikan pendidikan dan permainan untuk anak didiknya.
Berikut petikan wawancara dengan Any, ibu tiga anak. Apa yang melatarbelakanginya membuat sekolah untuk anak-anak gelandangan dan apa saja yang telah didapatkan dari kegiatan sosialnya tersebut.
Mengapa tertarik di kegiatan sosial?
Saya baru Februari kemarin mendirikan Trikusma Bangsa ini. Tapi saya di kegiatan sosial sudah enam tahun lalu, seperti membantu korban bencana alam. Untuk mendirikan sekolah ini, karena kecintaan saya kepada anak-anak.
Kenapa anak-anak gelandangan dan pengemis?
Memang saya pecinta anak-anak. Saya dulu pernah menyantuni janda-janda miskin, tapi saya lebih konsentrasi ke anak-anak. Masa depan untuk anak-anak kan panjang. Kalau kasih ibunya uang, misalnya, kan langsung habis. Kalau anak-anak kan bisa disekolahin. Anak-anaknya saja yang perlu diselamatkan, karena pendidikan kan dibawa sampai mati.
Bagaimana awalnya membuat sekolah ini?
Awalnya saya makan di sini (Museum Fatahillah), banyak pengamen anak-anak. Saya nggak kasih uang karena takut dimanfaatkan. Lalu saya pinjam terpal dan saya ajak anak-anak ini untuk sekolah, ternyata mereka mau. Saya tanya seminggu sekali mau tidak belajar sambil main, dan mereka mau.
Lalu saya ajak sopir saya, suster, karyawan untuk menjadi follower. Sekarang saya punya anak didik sekitar 100. Selain di Fatahillah, saya juga punya tempat lain seperti ini, seperti di Cilincing.
Mengapa sekolahnya di tempat terbuka seperti ini?
Jujur, pertama karena saya tidak punya tempat, saya tidak punya rumah singgah. Selain itu, saya memang tidak mau mereka keluar dari habitatnya. Karena kalau saya bawa ke rumah asuh, mereka pasti akan balik lagi ke jalan. Karena memang tempat mereka ada di situ.
Kalau di sini, mereka kan seperti santai, tapi dapat pendidikan. Selain itu, ibu-ibu mereka juga bisa mengawasi. Karena kalau kita bawa ke tempat asuh, pasti nggak boleh sama orangtua mereka.
Apa saja yang diajarkan?
Semua pendidikan. Dari matematika, bahasa Inggris, iqro, keterampilan, menggambar.
Dapat halangan saat membuat sekolah ini?
Tentu ada. Halangannya awalnya dari orangtua. Karena harusnya mereka kerja, tapi malah belajar. Namun karena mereka melihat positif untuk anak-anak mereka, mereka bahkan sekarang mengantarkan langsung ke sini, menunggu anak-anaknya. Selain itu, saya di sini kan mengambil lahan parkir, awalnya sempat ribut sama tukang parkir di sini. Tapi mereka akhirnya mengizinkan.
Siapa saja yang membantu kegiatan sosial ini?
Kalau untuk mengeluarkan uang, saya sendiri, saya single fighter. Saya memang pengin mandiri. Saya nggak mau bikin proposal lalu meminta dana dari sana-sini. Saya pakai uang sendiri saja. Dan syukur alhamdulillah, sekarang banyak teman-teman membantu. Seperti ada yang membawa makan.
Ada teman-teman artis juga yang ikut terlibat membantu di sini seperti Vicky Zaenal, Femmy Permatasari, Calina istri Dedi Courbuzier. Ya mereka jadi bintang tamu saja untuk membuat senang anak-anak.
TAMBAHAN PENGASUG SHADOW OF THE CROSS INDONESIA:
Doa dan harapan saya ada saudara saudara seiman saya yang mampu dan tergugah seperti Ibu Any. Meski berbeda iman kepercayaan tetapi saya sangat mendukung tindakan kasih bagi sesama yang ia lakukan. mari gereja Tuhan mari kita juga turut andil membangun bangsa ini dan generasi muda yang ada melalui pendidikan. GBU all
Tidak ada komentar:
Posting Komentar