Sabtu, 15 Maret 2008

SELAMATKAN MEREKA DARI HIV/AIDS

Selamatkan Mereka dari HIV/AIDS

Sebut saja namanya Yus. Mantan anak jalanan di bilangan Jakarta Timur ini telah 3 tahun meninggalkan kehidupan jalanan.
Yus menjadi relawan penjangkau di sebuah LSM yang bergerak di bidang pencegahan HIV/AIDS. Tugasnya mengumpulkan informasi kelompok anak jalanan di Jakarta Timur, sekaligus memberikan informasi tentang HIV/AIDS.
Yus juga mengajak anak jalanan datang ke Rumah Singgah Drop In Center Cijantung, untuk bermain musik dan latihan teater. Anak-anak jalanan juga diajak melakukan konseling, dan test HIV dengan pendampingan.
Menurut Nana, koordinator relawan YPI, untuk mengumpulkan anak-anak jalanan sulit, karena mereka berada di jalanan juga untuk mencari uang, karena itulah harus pakai strategi.
Menurut Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, Nafsiah Mboi, dalam keadaan fly, anak-anak dapat saja melakukan hubungan seks tidak aman.
Dengan begini resiko tertular penyakit kelamin dan HIV cukup tinggi. Apalagi anak jalanan sudah mulai ada yang memakai narkoba dengan cara menyuntik, sehingga penyebaran virus HIV dapat terjadi melalui jarum suntik.
Menurut data Komisi Perlindungan Anak , jumlah anak jalanan saat ini mencapai 75 ribu jiwa. Tersebar di dua belas kota di Indonesia.
Di Jakarta terdapat sekitar 40 ribu anak jalanan. Lebih dari setengahnya masih memiliki kontak dengan keluarganya. Sisanya tidak lagi ada kontak atau tidak mempunyai keluarga. Mereka hidup dan tinggal di jalan.
Kekerasan, seks usia dini, penggunaan obat-obatan dan norma yang longgar menjadikan anak jalanan berada pada posisi paling berisiko terhadap HIV AIDS. Itu pula yang menggugah Yus untuk menjadi relawan. Terlebih setelah seorang temannya menjadi korban .
Apa yang dilakukan Yus merupakan bentuk pendidikan lapangan terhadap anak jalanan. Hal ini lebih efektif karena dengan merekrut anak jalanan untuk mengikuti pelatihan HIV/AIDS, dapat menjangkau komunitas mereka .
Keberhasilan tugas anak jalanan yang menjadi relawan dapat diukur dari perbaikan perilaku anak-anak jalanan yang menjadi binaan mereka.
Sampai saat ini memang tidak ada data akurat jumlah anak jalanan yang terkena HIV AIDS. Karena belum terbukanya akses informasi dan pelayanan kesehatan terhadap mereka.
Padahal Perserikatan Bangsa Bangsa telah menekankan agar pemerintah Indonesia memberikan akses pelayanan dan perlindungan pada anak-anak dari HIV/AIDS sebelum tahun 2010.
Masih ada waktu, Namun bila kita tetap berpangku tangan, di waktu mendatang anak-anak jalanan dapat menjadi sumber penyebaran HIV/AIDS yang mematikan.(Idh)

Tidak ada komentar: