Selasa, 08 Maret 2016

Mengapa kau tinggalkan kasihmu yang mula-mula?



Sebuah Surat Dari Bapa

Mengapa kau tinggalkan kasihmu yang mula-mula?

Mrk 12:28  Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"
Mrk 12:29  Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
Mrk 12:30  Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
Mrk 12:31  Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."

Dosa telah merusak hubungan kita dengan Bapa Surgawi. Itulah sebabnya mengapa dosa seharusnya dicabut dan disingkirkan jauh-jauh dari kehidupan kita. Dosa harus dibenci dan ditolak mampir dalam kehidupan kita. Tujuan dosa adalah mencuri satu hal yang paling vital bagi kita, yaitu persekutuan yang intim antara kita dan Tuhan. Tujuan dosa adalah untuk memisahkan kita dengan Tuhan, Juruselamat kita.
Di dalam Tuhan Yesus, kehidupan kita disempurnakan. Kita harus mengejar keakraban dengan Tuhan. Mengenal Dia dan berjalan bersamaNya harus menjadi tujuan kita yang terutama, prioritas pertama hidup kita, pusat fokus, perhatian dan kerjakeras kita.

Vance Havner berkata,”persyaratan utama untuk menjadi seorang misionaris bukan mengasihi jiwa-jiwa, sebagaimana sering kita dengar, melainkan mengasihi Kristus dengan cinta mula-mula.
Jadi apapun yang kita kerjakan entah itu berdoa, mempelajari Alkitab, bersaksi bagi Kristus, memuridkan, menyembah, berkhotbah, mengajar, melayani, memberi bahkan sebagai anak atau orangtua...... Semua harus mengalir dari hati yang mengasihi Tuhan. DIA adalah sumber kekuatan kita, Dialah motivasi kita, Dialah dasar kita yang teguh.

Why 2:2  Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
Why 2:3  Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.
Why 2:4  Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
Why 2:5  Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.

Gereja Tuhan dapat meninggalkan persekutuan yang erat dengan Tuhan, selagi mereka bekerja keras untuk DIA, sambil menjaga kemurnian moral dan doktrin mereka.
Inilah yang harus kita lakukan apabila kasih kita kepada Yesus mulai dingin. Kita harus memperbarui hubungan kita dengan DIA! Kita harus menyediakan waktu yang berkualitas untuk bersekutu denganNYA, mencurahkan segenap isi hati kita padaNYA di dalam doa, dan menceritakan kepadaNYA segala pikiran dan beban yang memberatkan hati kita. Kita mengangkat suara kita kepadaNYA dalam pujian dan penyembahan, menyanyikan lagu-lagu pujian yang memiliki kesan mendalam bagi kita saat melewati tahun-tahun yang sulit, serta menyatakan kasih kita kepadaNya melalui ucapan syukur dan puji-pujian. Di saat itulah, kita memenuhi pikiran dan hati kita dengan firmanNYA, merenungkan kebenaranNYA, mempelajari kepribadianNya, menerima berkat dariNya, serta bertumbuh dalam pengetahuan dan kasih karunis. Inilah waktu yang paling baik bagi kita untuk mengingat kembali kasih kita yang mula-mula dan membangun kembali keakraban dengan Tuhan. Manakala Tuhan menggerakkan hati kita, maka kita akan membagikan iman kita pada mereka yang belum mengenal DIA.
Matthew Henry menyatakan, Kita harus berbalik kepada Allah dan melakukan kembali hal-hal yang dahulu mereka lakukan. Merek harus mengulangi segalanya dari awal, naik selangkah demi selangkah, sampai mereka tiba di tempat pertama kali mereka salah mengambil langkah; mereka harus berusaha keras untuk menghidupkan dan menyalakan kembali api semangat, kelembutan, serta keseriusan mereka. Selain itu, mereka harus sungguh-sungguh berdoa dan berjaga-jaga, sama seperti yang mereka lakukan ketika mereka untuk pertama kalinya hidup di jalan Tuhan.

Tuhan berjanji untuk mendekat kepada orang yang mendekat kepadaNYA (Yak 4:8). John Bunyan menyatakan, ketika kita mengambil langkah untuk kembali pada Tuhan, maka Tuhan pun akan melangkah semakin dekat kepada kita. Sekaranglah waktunya untuk menjadi pemburu Tuhan dengan segenap kekuatan kita. Perburuan ini menuntut kekudusan hidup kita. Oswald Chambers menyatakan,Kekudusan adalah karakteristik dari seorang yang rindu menyentuh hati Tuhan. Jika kita mendekat pada Tuhan maka dosa pun akan menjauh dari kita. MP Horban berkata,”Kesucian sejati berbicara mengenai bagaimana kita dapat belajar menikmati persahabatan dengan Tuhan.” SEgala sesuatu mengalir dari pengenalan akan Tuhan, mengenal DIA merupakan inti hidup kekal.
KIta akan bertemu Tuhan muka dengan muka, itulah seharusnya menjadi tujuan hidup kita. Tidak ada sukacita dan kepuasan yang lebih besar dan indah daripada merasakan kasih Tuhan secara langsung. Tidak lama lagi kita akan berjumpa denganNYA secara pribadi. Kita harus mengembangkan persekutuan yang akrab dengan DIA secara pribadi. Segala kebaikan kita harus lahir dari DIA.
Menjadi seperti DIA adalah inti dari kekudusan itu sendiri, untuk itu dibutuhkan tekad serta kemauan untuk bersekutu dan mengenal DIA.
Tatkala hati kita menyala-nyala, maka Yesus adalah segalanya bagi kita. KIta hanya dapat bertumbuh dan menghasilkan buah yang baik hanya jika kita tinggal di dalam pokok anggur yang benar, yaitu Kristus sendiri (Yoh 15:1-9).
Sekaranglah waktunya untuk menyalakan kembali api cinta yang mula-mula.

Tidak ada komentar: